Dikatakan tahun lalu, pameran tersebut mampu menarik sebanyak 449 pembeli dari 42 negara. Yakni didominasi oleh Prancis dengan 17
persen, Amerika Serikat 14 persen, Australia 13 persen, Nederland 11 persen, dan Jerman 10 persen. Yogyakarta - Jika Boyolali
Jawa Tengah bisa menjadi Kota Kerajinan Tembaga dan Kuningan, maka Yogyakarta juga harus menjadi Kota Kayu dan Furnitur
Kerajinan tangan Pasalnya, Yogyakarta punya alat untuk mewujudkannya. "Pameran ini menargetkan transaksi sebesar US $ 300 juta," katanya
kata. Sultan berharap JIFFINA yang akan berlangsung pada Maret 2017 hendaknya dipersiapkan untuk menyambut baik jumlah wisatawan mancanegara yang
akan membanjiri Yogyakarta karena akan membuka Bandara Internasional di Kulonprogo, DIY. "Bahan baku dan kemampuan perancang itu bisa
memenuhi permintaan negara tujuan akan membuat produk menarik banyak pembeli dari berbagai negara, "kata Sultan.Sementara itu,
Ketua Komite JIFFINA 2017, Endro Wardoyo mengatakan, pameran tersebut akan digelar di Jogja Expo Center (JEC) pada tanggal 13-16 Maret 2017,
akan dikunjungi sekitar 4.000 pembeli (pembeli) lebih dari 60 negara. "Bulan depan Presiden RI Joko Widodo akan meluncur
Boyolali sebagai Metal Craft City, mengapa Yogyakarta tidak bisa menjadi Kota Kerajinan Kayu dan Mebel, "ungkap Gubernur DKI Jakarta
Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X saat meluncurkan Jogjakarta International Furniture and Craf Fair Indonesia (JIFFINA) di
hotel Ambarukmo, Yogya, Selasa (27/12) malam. Sultan mengatakan, Indonesia memiliki modal besar dalam bentuk bahan baku melimpah dan
kualitas. Sedangkan Yogyakarta memiliki perancang handal untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Karena itu, industri mebel Yogyakarta bisa
memainkan peran di tingkat global. Bahkan Indonesia pun berkesempatan memenangkan kompetisi.Baca juga: plakat wisuda
Tidak ada komentar:
Posting Komentar